RENCANA LOKASI MASJID NURUZ ZAMAN

RENCANA LOKASI MASJID NURUZ ZAMAN
InsyaAllah di lokasi Perumahan dan Perguruan Muhammadiyah Loa Bakung akan dilengkapi dengan bangunan sebuah masjid, lokasi sudah disiapkan dengan demikian terbuka kesempatan untuk amal jariyah.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Minggu, 13 Oktober 2013

PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH TEMPAT SHALAT 'IDUL ADLHA 1434 HIJRIYAH

IKUTILAH. Prof. Dr. Rahmat Soe'oed, M.A, insyaAllah akan menjadi Khatib pada Shalat 'Idul Adlha 1434 Hijriyah yang akan dilaksanakan di Lapangan Muhammadiyah Jl. K.H. Abdul Majid (masuk lewat Jl. Jakarta Blok FB) RT 79 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda pada hari Selasa tanggal 10 Dzulhijjah 1434 Hijriyah = 15 Oktober 2013 Miladiyah mulai pukul 07.00 WITA. Lapangan Muhammadiyah Loba Bakung mulai digunakan sebagai tempat Shalat 'Id sejak tahun 2012, tepatnya mulai pada saat Shalat 'Idul Fitri 1412 Hijriyah yang lalu, sehingga untuk tahun ini adalah tahun yang kedua diadakan Shalat 'Id di tempat ini.
Alhamdulillah, dari tiga kali Shalat 'Id yang telah dilaksanakan, yaitu 'Idul Fitri 1433 Hijriyah, 'Idul Adlha 1433 Hijriyah dan 'Idul Fitri 1434 Hijriyah semuanya berlangsung dengan baik, aman dan lancar dengan jumlah jama'ah yang kian meningkat. Semoga Allah SWT mengijinkan untuk pelaksanaan Shalat 'Idul Adlha 1434 Hijriyah yang akan digelar tanggal 15 Oktober 2013 nanti dapat berlangsung dengan lebih baik, lebih semarak dan lebih mengesankan bagi jama'ah yang hadir mengikutinya. Tidak mustahil para guru yang dulu pernah mengikuti kuliah di Universitas Mulawarman dan mendapatkan kuliah dari Bapak Prof. Rahmat Soe'oed, M.A. akan menyisihkan waktu khusus untuk bisa hadir dan mengikuti Shalat 'Id yang digelar oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Loa Bakung. Lebih-lebih para Mahasiswa pada saat sekarang yang masih aktif dan mengikuti mata kuliah dari beliau. Begitu pula, mereka yang sering mengikuti pengajian beliau di berbagai tempat pengajian pada masa yang lampau, ini adalah kesempatan baik untuk dapat kembali mendengarkan pesan-pesan bijak yang sering disampaikan. Tak perlu heran jika nantinya juga banyak warga yang berasal dari Loa Kulu juga menyempatkan hadir mengikuti Shalat 'Id yang Khutbahnya disampaikan oleh Ustadz yang berasal dari Desa yang sudah terkenal sejak dari masa lalu itu.
Judul khutbah yang akan disampaikan nanti adalah :  “Kehidupan Nabi Ibrahim A.S. Antara Rasional dan Spiritual". Banyak hikmah dan pelajaran berharga yang bisa diambil dari Kisah Nabi Ibrahim A.S. beserta keluarganya yang akan dapat terungkap di dalam khutbah 'Idul Adlha nanti. Oleh karena itu jangan lewatkan, IKUTILAH SHALAT 'IDUL ADLHA 1434 HIJRIYAH di Lapangan Muhammadiyah Loa Bakung, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan barakahnya kepada semua jama'ah yang hadir dan mengikutinya, Aamiin…..!!! http://www.facebook.com/media/set/?set=a.633955833316036.1073741834.369418853103070&type=3

Rabu, 25 September 2013

CERAMAH & DISKUSI TENTANG ISLAM DAN KEMASYARAKATAN

Ceramah dan Diskusi tentang Islam dan Kemasyarakatan dilaksanakan di Masjid Nuruz Zaman Jl. K.H. Abdul Majid (masuk lewat Jl. Jakarta Blok FB) RT 79 Kelurahan Loa Bakung, Kec. Sungai Kunjang, Samarinda, pada hari Ahad 17 Dzulqaidah 1434 Hijriyah = 22 September 2013 Miladiyah mulai pukul 09.00 WITA, bersama Ustadz Drs. H. Suyatman, M.Pd., M.Si.
Ibadah Qurban menjadi topik bahasan dalam acara kali ini, H. Suyatman menyebutkan bahwa ibadah Qurban sangat dianjurkan di dalam ajaran Agama Islam, bahkan bagi mereka yang mampu tetapi tidak mau berqurban sangat dibenci oleh Rasulullah SAW. Bagi mereka yang berqurban dianjurkan untuk memakan daging qurban dan selebihnya di berikan kepada mereka yang memerlukan, yang melihat, yang meminta maupun yang tidak meminta. Bukan darah dan daging qurban yang sampai kepada Allah SWT, melainkan taqwa dari mereka yang berqurban.
Pada kesempatan ini disampaikan pula bahwa Panitia Qurban di Masjid Nuruz Zaman yang sudah dibentuk dan siap melaksanakan pelayanan ibadah qurban. Bagi yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah Qurban pada bulan Dzulhijjah nanti, dipersilahkan untuk mengantarkan Binatang Qurban kepada Panitia sehari menjelang Idul Adha, sedangkan bagi yang mau bergabung dalam kelompok dipersilahkan untuk segera mendaftarkan diri. Panitia telah mencatat setidaknya sudah 4 (empat) ekor sapi yang akan dilaksanakan pemotongannya di lingkungan Masjid Nuruz Zaman Loa Bakung.
Selanjutnya perlu diketahui bahwa Acara Ceramah dan Diskusi tentang Islam dan Kemasyarakatan dilaksanakan secara berkala setiap bulan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Loa Bakung bekerja sama dengan Panitia Pembangunan Masjid Nuruz Zaman dan SD Muhammadiyah 5 Loa Bakung. Jadwal waktunya adalah pada hari Ahad ke-empat setiap bulan Miladiyah. Pesertanya adalah masyarakat muslim yang berminat termasuk orangtua/wali murid SD Mu5 dan warga sekitar Kompleks Muhammadiyah Loa Bakung
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.624129227632030.1073741833.369418853103070&type=1

CERAMAH & DISKUSI TENTANG ISLAM DAN KEMASYARAKATAN




Ceramah dan Diskusi tentang Islam dan Kemasyarakatan dilaksanakan di Masjid Nuruz Zaman Jl. K.H. Abdul Majid (masuk lewat Jl. Jakarta Blok FB) RT 79 Kelurahan Loa Bakung, Kec. Sungai Kunjang, Samarinda, pada hari Ahad 17 Dzulqaidah 1434 Hijriyah = 22 September 2013 Miladiyah mulai pukul 09.00 WITA, bersama Ustadz Drs. H. Suyatman, M.Pd., M.Si.
Ibadah Qurban menjadi topik bahasan dalam acara kali ini, H. Suyatman menyebutkan bahwa ibadah Qurban sangat dianjurkan di dalam ajaran Agama Islam, bahkan bagi mereka yang mampu tetapi tidak mau berqurban sangat dibenci oleh Rasulullah SAW. Bagi mereka yang berqurban dianjurkan untuk memakan daging qurban dan selebihnya di berikan kepada mereka yang memerlukan, yang melihat, yang meminta maupun yang tidak meminta. Bukan darah dan daging qurban yang sampai kepada Allah SWT, melainkan taqwa dari mereka yang berqurban.
Pada kesempatan ini disampaikan pula bahwa Panitia Qurban di Masjid Nuruz Zaman yang sudah dibentuk dan siap melaksanakan pelayanan ibadah qurban. Bagi yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah Qurban pada bulan Dzulhijjah nanti, dipersilahkan untuk mengantarkan Binatang Qurban kepada Panitia sehari menjelang Idul Adha, sedangkan bagi yang mau bergabung dalam kelompok dipersilahkan untuk segera mendaftarkan diri. Panitia telah mencatat setidaknya sudah 4 (empat) ekor sapi yang akan dilaksanakan pemotongannya di lingkungan Masjid Nuruz Zaman Loa Bakung.
Selanjutnya perlu diketahui bahwa Acara Ceramah dan Diskusi tentang Islam dan Kemasyarakatan dilaksanakan secara berkala setiap bulan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Loa Bakung bekerja sama dengan Panitia Pembangunan Masjid Nuruz Zaman dan SD Muhammadiyah 5 Loa Bakung. Jadwal waktunya adalah pada hari Ahad ke-empat setiap bulan Miladiyah. Pesertanya adalah masyarakat muslim yang berminat termasuk orangtua/wali murid SD Mu5 dan warga sekitar Kompleks Muhammadiyah Loa Bakung
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.624129227632030.1073741833.369418853103070&type=1

Rabu, 25 Juli 2012

MENGENDALIKAN SUARA, MENDEKATKAN HATI ANTAR MANUSIA



Seseorang yang sedang marah sering menunjukkan perilaku umum yaitu bersuara keras, bahkan memaki-maki diri sendiri, membentak-bentak objek kemarahan, atau berteriak-teriak sambil merusak barang-barang di sekitarnya. Bahkan, kalaupun pada saat marah dia  diam seribu bahasa, hati sebenarnya juga berteriak-teriak meskipun tak terdengar oleh orang lain. Teriakan suara hati ini juga bisa dikategorikan sebagai  bersuara keras.
Ada pertanyaan,  mengapa saat seseorang marah  ia bersuara keras, padahal orang-orang yang menjadi sasaran kemarahan berada tak jauh? Bukankah sebenarnya cukup bersuara dengan volume sedang atau pelan pada saat “menyampaikan” kemarahan, karena toh orang-orang yang  dimarahi tidaklah tuli?
Kata orang bijak Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi. Sebaliknya, ketika dua orang saling jatuh cinta maka mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak sehingga sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.”

Artinya, kemarahan bisa membentangkan jarak menjadi jauh antara hati seseorang dengan hati orang-orang yang dimarahi. Hal ini ditandai dengan suara keras yang diperdengarkan. Logikanya cukup sederhana, suara yang keras diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada orang yang berada relatif jauh. Kalau ia berada dekat tentu cukup dengan bersuara pelan saja. Nah, dalam kondisi marah, suara keras membuat hati seseorang terasa jauh dari hati orang yang dimarahi meskipun secara fisik keduanya berdekatan.
Semakin keras seseorang yang marah  membentak, maka jarak yang membentang diantara keduanya semakin lebar. Efek emosional dari bentangan jarak itu adalah rasa geram yang semakin membesar kepada objek kemarahan seiring detik demi detik yang dilalui ketika seseorang sedang marah.

Insya Allah kondisi yang terjadi adalah sebaliknya jika  seseorang bisa mengendalikan suara  yaitu lebih memilih bersuara lembut saat kemarahan datang. Suara lembut ini dapat mendekatkan kembali dua hati manusia  yang bergerak menjauh saat dilanda banjir amarah.       Pada akhirnya, kemarahan tersebut ditutup dengan pemaafan, keridhaan, dan rasa cinta. Dalam suasana tenang pun suara lembut ini menjadi lambang cinta. Lihat saja seorang suami yang sedang menyatakan cinta kepada istrinya. Suaranya begitu lembut, pelan, dan bahkan sampai tak terdengar. Walaupun tak terdengar sang istri tetap dapat merasakan dan memahami curahan cinta itu, cukup dengan menatap mata sang suami. Dan begitu pula sebaliknya.    Hal ini disebabkan hati mereka menjadi sangat dekat satu sama lain.

Dikutip dan disarikan  dari :
http://heartofalfikr.wordpress.com/2007/11/24/bentang-di-antara-dua-hati/

TUNTUNAN AL-QUR’AN :

"Dan sebutlah (Nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya), serta tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang.  Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. " (QS. Al-A'raaf: 205)

“Sederhanalah kamu dalam berjalan dan rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (QS Luqman :  19).

(disampaikan oleh Kunarso di depan Jamaah Qiyam Ramadhan 1433 Hijriyah pada  tgl. 25 Juli 2012  di Sekretariat Panitia Pembangunan Masjid Nuruz Zaman  Kompleks Muhammadiyah Loa Bakung, Samarinda)
Simak lebih lanjut  di  http://azkuna.blogspot.com    dan facebook http://www.facebook.com/azkuna

Senin, 04 Juni 2012

Mencermati Hilal awal bulan

MENCERMATI HILAL AWAL BULAN
(Menyambut Tahun Baru Hijriyah)

Oleh:Kunarso

HILAL atau BULAN SABIT yang muncul menandai datangnya awal bulan Muharram yaitu bulan pertama dalam Kalender Islam ataudikenal dengan Tahun Hijriyah belakangan ini selalu mendapat perhatian ummat muslim di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia dan khususnya di Kota Samarinda. Berbagai macam agenda acara disusun untuk menyambutnya, ada tabligh akbar, pawai, perlom­baan, bhakti sosial dan pemasangan spanduk di berbagai tempat strategis.

Sabtu, 18 September 2010

SEMPATKAN WAKTU UNTUK NONTON

Sang Pencerah : Penuh Semangat Sarat Makna
Share |

Satu lagi film yang akan turut menyambut hari raya Idul Fitri tahun ini. Sang Pencerah, film garapan Hanung Bramantyo akan menjadi tontonan wajib bagi Anda yang menginginkan film sarat makna. Sebuah tontonan yang penuh nilai positif, nilai humanis, nilai perjuangan seorang anak muda, nilai-nilai yang sangat sayang untuk Anda lewatkan.

Sang Pencerah merupakan film yang mengangkat kisah biopic dari tokoh besar yang hidup di tahun 1800-an, Ahmad Dahlan. Ya, tidak tanggung-tanggung memang yang dibuat oleh Hanung yang juga duduk sebagai penulis skenario. Tokoh pendiri Muhammadiyah itu coba dibuat oleh Hanung dalam bentuk layar lebar yang siap memberikan tontonan segar tahun ini.



Sang Pencerah menceritakan seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Darwis (Ihsan Taroreh). Pemuda itu gelisah dengan lingkungannya yang melaksanakan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat. Untuk mendalami ajaran agama Islam, Darwis pun pergi ke Mekkah.

Sepulangnya dari Mekkah, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan (Lukman Sardi). Ia mendirikan sebuah langgar/surau dan mengawali pergerakannya dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman. Tindakannya itu serta merta mengundang kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) yang mengakibatkan surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat.

Cobaan Ahmad Dahlan dalam pergerakannya meluruskan syariat Islam pun tidak hanya sampai di situ. Dirinya juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo, bahkan dirinya disebut kafir.

Namun semangat Ahmad Dahlan tidak pernah surut. Bersama istri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan terus berjuang. Sampai pada akhirnya ia membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Meskipun film ini harus Anda nikmati dengan durasi 112 menit, Anda tidak perlu takut untuk merasa bosan di dalam bioskop. Anda akan dibuat ikut merasakan perjuangan Ahmad Dahlan dalam adegan demi adegan.

Apalagi tokoh besar Muhammadiyah itu diperankan seorang Lukman Sardi yang di sini semakin menunjukkan kualitas aktingnya yang semakin meningkat. Lukman berhasil menjaga kharismatik dan menggambarkan semangat perjuangan Ahmad Dahlan dengan baik. Kata sempurna sepertinya tidak berlebihan untuk aktor yang telah berperan dengan berbagai karakter ini.

Tidak luput juga akting dari para penyanyi yang mampu melirik perhatian mata penonton, Giring Nidji dan Ihsan Taroreh. Keduanya mampu membuktikan bahwa dirinya tidak hanya menang di atas panggung saja, namun dengan akting yang dipertontonkan dalam film ini oleh kedua penyanyi tersebut, nampaknya bisa mengawali diri mereka untuk berperan dalam film selanjutnya.

Terlepas dari para pemain, tentunya setting tempat yang menggambarkan tahun 1800-an juga menjadi nilai plus dari film produksi MVP Pictures ini. Yogyakarta yang dipilih sebagai lokasi, berhasil Hanung sulap menjadi sebuah perkampungan Yogyakarta pada tahun 1800-an. Ia mampu menghidupkan kembali atmosfer pada tahun tersebut dengan mereka-ulang bangunan Masjid Agung Kauman, wilayah keraton, stasiun lempuyangan, bahkan sudut-sudut kota Yogyakarta dengan sangat realistis.

Sang Pencerah mulai tayang pada 8 September 2010, sebuah tontonan yang siap memberikan inspirasi serta nilai-nilai postif untuk Anda. (eM_Yu)